Kamis, 16 Juni 2016

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Budidaya Bawang Merah



I.          Tujuan :
Mendapatkan bawang merah yang baik dan siap dipasarkan.

II.        Ruang lingkup :
a.         Penyediaan bibit.
b.         Penyiapan lahan.
c.         Penanaman.
d.         Pengairan.
e.         Penyiangan gulma.
f.          Pemupukan.
g.         Pengendalian hama dan penyakit.
h.         Panen.
i.          Pengeringan.
j.          Sortasi dan pengkelasan umbi.
k.         Penyimpanan umbi.
l.          Pengemasan umbi.

III.       Definisi :
            Tidak ada.

IV.       Acuan :
Buku Petunjuk Dinas Pertanian.

V.        Penanggung jawab :
Petani dan Petugas Penyuluh Lapang.

VI.       Langkah-langkah :

a.         Penyediaan bibit :
Persyaratan umbi :
1)         Umbi telah disimpan 2-3 dari panen. Bibit yang disimpan lebih dari 3 bulan presentase tumbuhnya rendah.
2)         Ukuran bibit 3-4 gr/umbi.
3)         Umbi di pilih yang bernas/padat (tidak keropos), kulit umbi mengkilat dan tidak luka.
4)         Berasal dari tanaman yang sehat dan sudah berumur 70-90 hari setelah tanam (hst).
5)         Umbi sehat (tidak terserang hama dan penyakit).
6)         Jika dipotong melintang akan terlihat tunas yang berwarna hijau (panjangnya separuh panjang umbi).
7)         Lakukan pemisahan siung menjelang pemanenan.

b.         Penyiapan Lahan
1)         Tanah ringan :
a)         Bajak lahan dua kali hingga tanah gembur berstruktur remah. Pada pengolahan tanah kedua, campurkan pupuk kandang matang sebanyak 10-20 ton per hektar.
b)         Buat parit keliling dan parit pembatas antar bedengan selebar 30-40 cm.
c)         Buat bedengan setinggi 15-30 cm, lebar 1-1,2 m dan panjangnya sesuai kebutuhan.

2)         Tanah berat atau tanah sawah :
a)         Buat parit keliling untuk pembuangan air dan parit pembatas atau bedengan selebar 30-40 cm. Biarkan tanah selama 7-14 hari.
b)         Olah lahan dengan kedalaman 30 cm dan biarkan selama 7-14 hari.
c)         Berikan pupuk kandang (10-20 ton per hektar) di atas bedengan saat pengolahan tanah ringan sekaligus mencampur pupuk kandang.
d)         Ratakan permukaan bedengan dan siram secukupnya hingga lahan siap tanam.
e)         Berikan kapur pertanian sebanyak 1,5 ton jika pH tanah <5,5 (tanah ringan dan tanah berat) yang diaduk secara merata diatas bedengan.

c.         Penanaman :
1)         Potong pada bagian ujung umbi sebesar 1/8-1/3 bagian 1 hari sebelum tanam.
2)         Tentukan jarak tanam 18 cm x 18 cm.
3)         Buat lubang tanam dengan tugal atau alat lain setinggi ukuran umbi bibit.
4)         Pegang umbi bibit dengan posisi bagian yang dipotong berada diatas, lalu masukan bibit kedalam lubang tanam dan agak ditekan dengan jari agar umbi merekat pada tanah. Posisi terakhir umbi sejajar di atas permukaan tanah.Tutup bedengan dengan mulsa atau ilalang kering dan siram secukupnya.
5)         Lakukan penanaman pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Penanaman sebaiknya pada saat kondisi cuaca cerah.

d.         Pengairan :
1)         Siram tanaman pada pagi atau sore hari saat tanaman berumur 0-7 hari.
2)         Siram tanaman 2 hari sekali hingga tanaman berumur 42 hari.
3)         Siram tanaman 2 kali sehari saat tanaman berumur + 60 hari (selama pembentukan umbi).
4)         Hentikan penyiraman tanaman saat umbi mencapai ukuran maksimal (tanaman mulai menunjukan tanda-tanda perubahan warna daun).
5)         Pemberian air dapat dilakukan dengan perembesan air melalui parit-parit atau melalui penyiraman langsung pada bedengan .

e.         Penyiangan gulma :
1)         Lakukan penyiangan pertama saat pertumbuhan daun bawang mulai tampak yakni pada umur 14-21 HST.
2)         Lakukan penyiangan gulma kedua saat tanaman berumur 28-35 HST. Penyiangan berikutnya tergantung pada kondisi lingkungan.
3)         Lakukan penggemburan tanah saat penyiangan gulma secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak. Gulma dapat dibersihkan dengan kored atau cangkul kecil atau dengan tangan.

f.          Pemupukan :
Per hektar tanaman bawang merah memerlukan 222-267 kg Urea, 312,5 kg TSP dan 200 kg KCL. Waktu dan cara pemberian pupuk sebagai berikut :
1)         Berikan 1/2 bagian Urea dan 1 bagian TSP dan KCL saat tanaman berumur 14-21 HST.
2)         Berikan pupuk Urea ½ dosis lagi saat tanaman berumur 28-35 HST (sisa pemupukan pertama).
3)         Masukan pupuk dalam lubanglarikan sedalam 3-5 cm dan jauhnya 10 cm dari tanaman bawang (Tergantung perkembangan tanaman), lalu tutup dengan tanah dan siram secukupnya supaya pupuk cepat larut. Kegiatan penyiangan gulma dan penggemburan tanah biasanya dilakukan secara bersamaan saat pemupukan untuk menghemat tenaga kerja.

g.         Pengendalian hama dan penyakit :
1)         Thrips :
Gejala : Daun berwarna kecoklatan, berbintik hitam atau putih mengkilap dan pucuk daun layu.
Penyebab : Serangga Thrips tabaci
Pengendalian :
a)         Rotasi tanam yang bukan tanaman inang (kentang, tembakau, cabai dan sebagainya).
b)         Pangkas bagian tanaman dan jaga kebersihan kebun.
c)         Semprotkan Bayrusil 250 EC dan Dicarzol 25 SP.

2)         Ulat grayak :
Gejala : Terdapat bercak putih transparan pada daun, karena daging daunnya dimakan ulat selanjutnya daunnya rusak ( sobek, terpotong atau berlubang ) dan layu
Penyebab : Ulat Spodoptera litura
Pengendalian :
a)         Pasang feremoid seks sebanyak 40 unit/ha sebagai perangkap ngengat jantan ulat bawang.
b)         Kumpulkan dan musnahkan telur dan larvanya atau dengan memotong dan memusnahkan daun yang berisi larva.
c)         Semprot tanaman dengan Azodrin 60 WSC dan Azodrin 15 SWC dengan konsentrasi 30-40 cc/10 lt air. Volume penyemprotan per hektar 400-600. Penyemprotan dilakukan dengan selang waktu 8-10 hari.



3)         Ulat pemotong :
Gejala : Pada pangkal batang terdapat gerekan luka dan bahkan tanaman sering rebah
Penyebab : Ulat Agrotis ipsilon
Pengendalian :
a)         Pemanfaatan musuh alami ulat seperti laba-laba dan tabuhan atau lebah.
b)         Semprotkan Antracol 70 WP atau Dursban 90 EC

4)         Bercak ungu
Gejala : Terdapat bercak-bercak sangat banyak pada daun dari arah datangnya angin dan mematikan tanaman secara serempak. Bercak-bercak berwarna putih kekuning-kuningan kemudian membesar dan daun menjadi patah. Bila umbi terserang sewaktu panen dan pascapanen warna umbi kuning kecoklatan dan jaringan yang sakit kering.
Penyebab : Cendawan Alternaria porri
Pengendalian :
a)         Lakukan penyiraman tanaman setelah turun hujan untuk mengurangi spora yang menempel pada daun
b)         Semprotkan Zincofol 68 WP dengan konsentrasi 2 gr/lt air. Volume semprot 400-1000 lt/ha. Penyemprotan dengan selang waktu 5-10 hari sejak tanaman berumur 7 hari.

5)         Antraknose :
Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak putih berukuran 1-2 mm, kemudian melebar menjadi putih kehijau-hijauan. Daun kemudian menjadi terkulai tepat pada bagian bercaknya.
Penyebab : Cendawan Colletotrichum gloeosporioides Penz
Pengendalian : Penyemprotan fungisida seperti Daconil 73 WP, Zincofol 68 WP, Antracol 70 WP, Polygram M Dithane M45, Delsene MX 200 atau Cupravit OB21. Penggunaan sprayer kipas “ flat nozzle “ dapat mengurangi larutan semprot sekitar 35 % - 60 % dibandingkan sprayer biasa.

6)         Penyakit busuk daun
Gejala : permukaaan daun atau batang berwarna violet seperti embun: 1-2 hari kemudian daun menguning dan akhirnya kering.
Penyebab : Cendawan Peronospora destructor
Pengendalian:
a)         Gunakan bibit yang baik dan sehat
b)         Semprotkan fungisida Daconil 75 WP atau Antracol 70 WP sewaktu dipembibitan
h.         Panen
Bawang merah sumenep telah dapat dipanen pada umur 69 hari setelah tanam (HST).
1)         Tanda-tandanya :
a)         Daun telah menguning 60-75 % dan tanaman cukup tua.
b)         Batang nampak lemah sehingga daun rebah.
c)         Umbi telah memadat, berisi dan bila umbi keluar dari tanah warnanya tampak cerah.

2)         W aktu dan cara panen sebagai berikut:
a)         Lakukan panen pada cuaca terang (cerah).
b)         Pegang rumpun bawang dengan tangan kiri lalu tusukan alat pengungkit agak miring dengan hati-hati kedalam tanah. Kemudian pengungkit ditekan kebawah sedang tangan kiri mencabut rumpun bawang dengan hati-hati.
c)         Letakkan umbi diatas bedengan hinggga agak kering dan batang tetap melindungi umbi agar tidak rusak oleh sinar matatahari langsung.

i.          Pengeringan :
1)         Gudang pengering bervortex :
Alat ini terdiri dari alat pembangkit vortex, gudang penyimpanan dan tempat penggantungan umbi. Spesifikasi dan cara pengeringan sebagai berikut :
2)         Pembangkit bervotex :
a)         Tinggi lempengan kisi-kisi 90 cm.
b)         Lebar lempengan kisi-kisi 10 cm (bentuknya melengkung).
c)         Diameter drum penyangga 60 cm.
d)         Tinggi drum penyangga 10 cm.
e)         Diameter bis beton 10 cm.

3)         Gudang penyimpanan
a)         Ukuran 6x4 m, tingi 3 m.
b)         Dinding dari triplek atau papan atau anyaman bambu atau tembok.
c)         Atap dari genteng atau asbes.
d)         Daya muat 2-3 ton umbi basah.
e)         Pembangkit vortex dipasang diatap bangunan. Untuk mengatasi masuknya air hujan atau embun kedalam gudang penyimpanan. Melalui lubang penyimpana vortex dibuat corong berselang keluar gudang.

4)         Alat penggantung :
a)         Terbuat dari bambu atau kayu sebanyak 7-10 tingkat.
b)         Jarak antar tingkat 25 cm.


5)         Cara pengeringan :
a)         Batang umbi diikat seberat 2 kg per ikatan umbi.
b)         Umbi basah digantung pada rak gantungan.
c)         Jarak antar ikatan umbi bawang 5 cm.
d)         Vortex dipasang tepat diatas gudang penyimpanan. Angin yang bergerak lurus akan menerpa ksi-kisi yang melengkung. Akibatnya laju angin akan dipercepat 8 kali lipat, sehingga timbul angin puting beliung kecil, yang menyedot udara lembab dari dalam gudang. Sedang timbunan karbondioksida, air dan energi semakin kecil. Tapi karena pengaruh kelembaban udara di luar, maka kelembaban dalam gudang tidak stabil. Ketidakstabilan kelembaban ini dapat mencegah timbulnya jamur dan penyakit pada umbi. Lama pengeringan 42 hari.

j.          Sortasi dan pengkelasan umbi :
Kegiatan ini sebaiknya berpatokan pada syarat mutu yang direncanakan. Cara sortasi dan pengkelasan umbi bawang merah sebagai berikut :
1)         Pisahkan umbi yang tua dan keras dari umbi yang cukup tua dan cukup keras.
2)         Pisahkan umbi menurut diameter, mutu I diameternya minimal 1,7 cm.
3)         Pisahkan umbi yang rusak dari umbi yang baik. Batas toleransi kerusakan mutu I maksimum 5 %.
4)         Pisahkan umbi yang busuk dari umbi yang baik. Batas toleransi umbi busuk pada mutu I maksimum 1 %.
5)         Bersihkan umbi dari segala kotoran seperti tanah, kulit umbi dan sebagainya hingga bersih. Batas toleransi kotoran pada mutu I 0 %.

k.         Penyimpanan Umbi
1)         Syarat-syarat penyimpanan umbi bawang :
a)         Ventilasi cukup sehingga pertukaran udara ditempat penyimpanan lancar.
b)         Ruang penyimpanan harus bersih sehingga tidak mengundang serangan hama penyakit.
c)         Kelembaban udara dalam ruang penyimpanan sekitar 70 % sehingga tidak menyebabkan pembusukan umbi.
d)         Suhu udara di ruang penyimpanan + 30 0C.

2)         Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu bawang merah selama masa simpan adalah menyimpan dengan didalam ruang pendingin, dimana suhu dan kelembabannya dapat dikendalikan. Penyimpanan umbi bawang merah kering pada auhu 0 0C dengan kelembaban 65-75 % memberi umur simpan 1-8 bulan dengan kadar air 87,5 %. Umbi bawang yang tidak dikeringkan dapat disimpan selama 3-4 minggu pada suhu 0 0C dengan kelembaban 95-100 %.

l.          Pengemasan umbi
1)         Pengangkutan jarak dekat :
Menggunakan karung jala dengan kapasitas 90-100 kg. Kemasan ini dinilai praktis dalam bongkar muat, tapi cenderung menimbulkan kerusakan mekanis karena tidak mempunyai kekuatan menahan tekanan dari luar.

2)         Ekspor
Bawang merah dikemas dalam bentuk umbi yang telah dipotong atau masih ada bagian daunnya dan sudah kering simpan. Pengemasan dalam keranjang atau bahan lain dengan berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman bambu atau bahan lain kemudian diikat dengan tali rotan atau bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan. Bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain : nama barang, jenis mutu, nama/kode perusahaan/eksportir, berat bersih, hasil indonesia dan negara tujuan, tanggal produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar