I. Tujuan :
Mendapatkan bawang merah yang
baik dan siap dipasarkan.
II. Ruang lingkup :
a. Penyediaan bibit.
b. Penyiapan lahan.
c. Penanaman.
d. Pengairan.
e. Penyiangan gulma.
f. Pemupukan.
g. Pengendalian hama dan penyakit.
h. Panen.
i. Pengeringan.
j. Sortasi dan pengkelasan umbi.
k. Penyimpanan umbi.
l. Pengemasan umbi.
III. Definisi :
Tidak
ada.
IV. Acuan :
Buku Petunjuk Dinas Pertanian.
V. Penanggung jawab :
Petani dan Petugas Penyuluh
Lapang.
VI. Langkah-langkah
:
a. Penyediaan
bibit :
Persyaratan umbi :
1) Umbi telah disimpan 2-3 dari panen.
Bibit yang disimpan lebih dari 3 bulan presentase tumbuhnya rendah.
2) Ukuran bibit 3-4 gr/umbi.
3) Umbi di pilih yang bernas/padat (tidak
keropos), kulit umbi mengkilat dan tidak luka.
4) Berasal dari tanaman yang sehat dan
sudah berumur 70-90 hari setelah tanam (hst).
5) Umbi sehat (tidak terserang hama dan
penyakit).
6) Jika dipotong melintang akan terlihat
tunas yang berwarna hijau (panjangnya separuh panjang umbi).
7) Lakukan pemisahan siung menjelang pemanenan.
b. Penyiapan
Lahan
1) Tanah ringan :
a) Bajak lahan dua kali hingga tanah
gembur berstruktur remah. Pada pengolahan tanah kedua, campurkan pupuk kandang
matang sebanyak 10-20 ton per hektar.
b) Buat parit keliling dan parit pembatas
antar bedengan selebar 30-40 cm.
c) Buat bedengan setinggi 15-30 cm, lebar
1-1,2 m dan panjangnya sesuai kebutuhan.
2) Tanah berat atau tanah sawah :
a) Buat parit keliling untuk pembuangan
air dan parit pembatas atau bedengan selebar 30-40 cm. Biarkan tanah selama 7-14
hari.
b) Olah lahan dengan kedalaman 30 cm dan
biarkan selama 7-14 hari.
c) Berikan pupuk kandang (10-20 ton per
hektar) di atas bedengan saat pengolahan tanah ringan sekaligus mencampur pupuk
kandang.
d) Ratakan permukaan bedengan dan siram
secukupnya hingga lahan siap tanam.
e) Berikan kapur pertanian sebanyak 1,5
ton jika pH tanah <5,5 (tanah ringan dan tanah berat) yang diaduk secara
merata diatas bedengan.
c. Penanaman
:
1) Potong pada bagian ujung umbi sebesar
1/8-1/3 bagian 1 hari sebelum tanam.
2) Tentukan jarak tanam 18 cm x 18 cm.
3) Buat lubang tanam dengan tugal atau
alat lain setinggi ukuran umbi bibit.
4) Pegang umbi bibit dengan posisi bagian
yang dipotong berada diatas, lalu masukan bibit kedalam lubang tanam dan agak
ditekan dengan jari agar umbi merekat pada tanah. Posisi terakhir umbi sejajar
di atas permukaan tanah.Tutup bedengan dengan mulsa atau ilalang kering dan
siram secukupnya.
5) Lakukan penanaman pada awal musim
kemarau atau akhir musim hujan. Penanaman sebaiknya pada saat kondisi cuaca
cerah.
d. Pengairan
:
1) Siram tanaman pada pagi atau sore hari
saat tanaman berumur 0-7 hari.
2) Siram tanaman 2 hari sekali hingga
tanaman berumur 42 hari.
3) Siram tanaman 2 kali sehari saat
tanaman berumur + 60 hari (selama pembentukan umbi).
4) Hentikan penyiraman tanaman saat umbi
mencapai ukuran maksimal (tanaman mulai menunjukan tanda-tanda perubahan warna
daun).
5) Pemberian air dapat dilakukan dengan
perembesan air melalui parit-parit atau melalui penyiraman langsung pada
bedengan .
e. Penyiangan
gulma :
1) Lakukan penyiangan pertama saat
pertumbuhan daun bawang mulai tampak yakni pada umur 14-21 HST.
2) Lakukan penyiangan gulma kedua saat
tanaman berumur 28-35 HST. Penyiangan berikutnya tergantung pada kondisi
lingkungan.
3) Lakukan penggemburan tanah saat
penyiangan gulma secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak. Gulma dapat
dibersihkan dengan kored atau cangkul kecil atau dengan tangan.
f. Pemupukan
:
Per hektar tanaman bawang merah
memerlukan 222-267 kg Urea, 312,5 kg TSP dan 200 kg KCL. Waktu dan cara
pemberian pupuk sebagai berikut :
1) Berikan 1/2 bagian Urea dan 1 bagian
TSP dan KCL saat tanaman berumur 14-21 HST.
2) Berikan pupuk Urea ½ dosis lagi saat
tanaman berumur 28-35 HST (sisa pemupukan pertama).
3) Masukan pupuk dalam lubanglarikan
sedalam 3-5 cm dan jauhnya 10 cm dari tanaman bawang (Tergantung perkembangan
tanaman), lalu tutup dengan tanah dan siram secukupnya supaya pupuk cepat
larut. Kegiatan penyiangan gulma dan penggemburan tanah biasanya dilakukan
secara bersamaan saat pemupukan untuk menghemat tenaga kerja.
g. Pengendalian
hama dan penyakit :
1) Thrips :
Gejala : Daun berwarna kecoklatan, berbintik hitam atau putih
mengkilap dan pucuk daun layu.
Penyebab : Serangga Thrips
tabaci
Pengendalian :
a) Rotasi tanam yang bukan tanaman inang (kentang,
tembakau, cabai dan sebagainya).
b) Pangkas bagian tanaman dan jaga
kebersihan kebun.
c) Semprotkan Bayrusil 250 EC dan Dicarzol
25 SP.
2) Ulat
grayak :
Gejala : Terdapat bercak putih transparan pada daun, karena daging
daunnya dimakan ulat selanjutnya daunnya rusak ( sobek, terpotong atau
berlubang ) dan layu
Penyebab : Ulat Spodoptera
litura
Pengendalian :
a) Pasang feremoid seks sebanyak 40 unit/ha
sebagai perangkap ngengat jantan ulat bawang.
b) Kumpulkan dan musnahkan telur dan
larvanya atau dengan memotong dan memusnahkan daun yang berisi larva.
c) Semprot tanaman dengan Azodrin 60 WSC
dan Azodrin 15 SWC dengan konsentrasi 30-40 cc/10 lt air. Volume penyemprotan
per hektar 400-600. Penyemprotan dilakukan dengan selang waktu 8-10 hari.
3) Ulat
pemotong :
Gejala : Pada pangkal batang terdapat gerekan luka dan bahkan
tanaman sering rebah
Penyebab : Ulat Agrotis
ipsilon
Pengendalian :
a) Pemanfaatan musuh alami ulat seperti
laba-laba dan tabuhan atau lebah.
b) Semprotkan Antracol 70 WP atau Dursban
90 EC
4) Bercak
ungu
Gejala : Terdapat bercak-bercak sangat banyak pada daun dari arah
datangnya angin dan mematikan tanaman secara serempak. Bercak-bercak berwarna
putih kekuning-kuningan kemudian membesar dan daun menjadi patah. Bila umbi
terserang sewaktu panen dan pascapanen warna umbi kuning kecoklatan dan
jaringan yang sakit kering.
Penyebab : Cendawan Alternaria
porri
Pengendalian :
a) Lakukan penyiraman tanaman setelah
turun hujan untuk mengurangi spora yang menempel pada daun
b) Semprotkan Zincofol 68 WP dengan
konsentrasi 2 gr/lt air. Volume semprot 400-1000 lt/ha. Penyemprotan dengan
selang waktu 5-10 hari sejak tanaman berumur 7 hari.
5) Antraknose
:
Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak putih berukuran 1-2 mm,
kemudian melebar menjadi putih kehijau-hijauan. Daun kemudian menjadi terkulai
tepat pada bagian bercaknya.
Penyebab : Cendawan Colletotrichum
gloeosporioides Penz
Pengendalian : Penyemprotan fungisida seperti Daconil 73 WP,
Zincofol 68 WP, Antracol 70 WP, Polygram M Dithane M45, Delsene MX 200 atau
Cupravit OB21. Penggunaan sprayer kipas “ flat nozzle “ dapat mengurangi
larutan semprot sekitar 35 % - 60 % dibandingkan sprayer biasa.
6) Penyakit
busuk daun
Gejala : permukaaan daun atau batang berwarna violet seperti
embun: 1-2 hari kemudian daun menguning dan akhirnya kering.
Penyebab : Cendawan Peronospora
destructor
Pengendalian:
a) Gunakan bibit yang baik dan sehat
b) Semprotkan fungisida Daconil 75 WP atau
Antracol 70 WP sewaktu dipembibitan
h. Panen
Bawang merah sumenep telah dapat
dipanen pada umur 69 hari setelah tanam (HST).
1) Tanda-tandanya :
a) Daun telah menguning 60-75 % dan
tanaman cukup tua.
b) Batang nampak lemah sehingga daun
rebah.
c) Umbi telah memadat, berisi dan bila
umbi keluar dari tanah warnanya tampak cerah.
2) W aktu dan cara panen sebagai berikut:
a) Lakukan panen pada cuaca terang (cerah).
b) Pegang rumpun bawang dengan tangan kiri
lalu tusukan alat pengungkit agak miring dengan hati-hati kedalam tanah.
Kemudian pengungkit ditekan kebawah sedang tangan kiri mencabut rumpun bawang
dengan hati-hati.
c) Letakkan umbi diatas bedengan hinggga
agak kering dan batang tetap melindungi umbi agar tidak rusak oleh sinar
matatahari langsung.
i. Pengeringan
:
1) Gudang pengering bervortex :
Alat ini terdiri dari alat
pembangkit vortex, gudang penyimpanan dan tempat penggantungan umbi.
Spesifikasi dan cara pengeringan sebagai berikut :
2) Pembangkit
bervotex :
a) Tinggi lempengan kisi-kisi 90 cm.
b) Lebar lempengan kisi-kisi 10 cm (bentuknya
melengkung).
c) Diameter drum penyangga 60 cm.
d) Tinggi drum penyangga 10 cm.
e) Diameter bis beton 10 cm.
3) Gudang
penyimpanan
a) Ukuran 6x4 m, tingi 3 m.
b) Dinding dari triplek atau papan atau
anyaman bambu atau tembok.
c) Atap dari genteng atau asbes.
d) Daya muat 2-3 ton umbi basah.
e) Pembangkit vortex dipasang diatap
bangunan. Untuk mengatasi masuknya air hujan atau embun kedalam gudang
penyimpanan. Melalui lubang penyimpana vortex dibuat corong berselang keluar
gudang.
4) Alat
penggantung :
a) Terbuat dari bambu atau kayu sebanyak
7-10 tingkat.
b) Jarak antar tingkat 25 cm.
5) Cara
pengeringan :
a) Batang umbi diikat seberat 2 kg per
ikatan umbi.
b) Umbi basah digantung pada rak gantungan.
c) Jarak antar ikatan umbi bawang 5 cm.
d) Vortex dipasang tepat diatas gudang
penyimpanan. Angin yang bergerak lurus akan menerpa ksi-kisi yang melengkung.
Akibatnya laju angin akan dipercepat 8 kali lipat, sehingga timbul angin puting
beliung kecil, yang menyedot udara lembab dari dalam gudang. Sedang timbunan
karbondioksida, air dan energi semakin kecil. Tapi karena pengaruh kelembaban
udara di luar, maka kelembaban dalam gudang tidak stabil. Ketidakstabilan
kelembaban ini dapat mencegah timbulnya jamur dan penyakit pada umbi. Lama
pengeringan 42 hari.
j. Sortasi
dan pengkelasan umbi :
Kegiatan ini sebaiknya berpatokan
pada syarat mutu yang direncanakan. Cara sortasi dan pengkelasan umbi bawang
merah sebagai berikut :
1) Pisahkan umbi yang tua dan keras dari
umbi yang cukup tua dan cukup keras.
2) Pisahkan umbi menurut diameter, mutu I
diameternya minimal 1,7 cm.
3) Pisahkan umbi yang rusak dari umbi yang
baik. Batas toleransi kerusakan mutu I maksimum 5 %.
4) Pisahkan umbi yang busuk dari umbi yang
baik. Batas toleransi umbi busuk pada mutu I maksimum 1 %.
5) Bersihkan umbi dari segala kotoran
seperti tanah, kulit umbi dan sebagainya hingga bersih. Batas toleransi kotoran
pada mutu I 0 %.
k. Penyimpanan
Umbi
1) Syarat-syarat penyimpanan umbi bawang :
a) Ventilasi cukup sehingga pertukaran
udara ditempat penyimpanan lancar.
b) Ruang penyimpanan harus bersih sehingga
tidak mengundang serangan hama penyakit.
c) Kelembaban udara dalam ruang
penyimpanan sekitar 70 % sehingga tidak menyebabkan pembusukan umbi.
d) Suhu udara di ruang penyimpanan +
30 0C.
2) Salah satu upaya untuk mempertahankan
mutu bawang merah selama masa simpan adalah menyimpan dengan didalam ruang
pendingin, dimana suhu dan kelembabannya dapat dikendalikan. Penyimpanan umbi
bawang merah kering pada auhu 0 0C dengan kelembaban 65-75 % memberi
umur simpan 1-8 bulan dengan kadar air 87,5 %. Umbi bawang yang tidak
dikeringkan dapat disimpan selama 3-4 minggu pada suhu 0 0C dengan
kelembaban 95-100 %.
l. Pengemasan
umbi
1) Pengangkutan
jarak dekat :
Menggunakan karung jala dengan
kapasitas 90-100 kg. Kemasan ini dinilai praktis dalam bongkar muat, tapi
cenderung menimbulkan kerusakan mekanis karena tidak mempunyai kekuatan menahan
tekanan dari luar.
2) Ekspor
Bawang
merah dikemas dalam bentuk umbi yang telah dipotong atau masih ada bagian
daunnya dan sudah kering simpan. Pengemasan dalam keranjang atau bahan lain
dengan berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman bambu atau bahan
lain kemudian diikat dengan tali rotan atau bahan lain. Isi kemasan tidak
melebihi permukaan. Bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara
lain : nama barang, jenis mutu, nama/kode perusahaan/eksportir, berat bersih,
hasil indonesia dan negara tujuan, tanggal produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar