I. Tujuan :
Mendapatkan cabe merah yang bermutu baik dan siap
dipasarkan.
II. Ruang lingkup :
a. Penyiapan
bibit.
b. Penyiapan
lahan.
c. Penanaman.
d. Perempelan.
e. Pengairan.
f. Pengajiran.
g. Pemupukan.
h. Pengendalian.
i. Panen.
j. Sortasi
dan pengkelasan buah.
k. Pengemasan.
l. Penyimpanan.
III. Definisi :
Tidak
ada.
IV. Acuan :
Buku Petunjuk Dinas Pertanian.
V. Penanggung jawab :
Petani dan Petugas Penyuluh Lapang
VI. Langkah-langkah :
a. Penyiapan bibit :
1) Penyiapan
media semai :
a) Saring tanah dengan penyaring pasir agar ukuran butir-butir
tanah seragam dan terbebas dari sisa kotoran dan sisa perakaran lain.
b) Campurkan 2 ember tanah dengan 1 ember pupuk kandang.
c) Haluskan 165 gr TSP lalu bersama Karbonfuran (75 g)
ditambahkan kedalam campuran tanah pupuk kandang. Tujuannya untuk merangsang
pertumbuhan akar bibit (TSP) dan pengendalian serangan hama (Karbofuran).
d) Aduk semua media semai secara merata, lalu masukan kedalam
plastik polibag berukuran 8 cm x 10 cm atau 6 cm x 10 cm. Plastik polibag diisi
cukup 90 % saja, sambil ditekan-tekan.
2) Sterilisasi
media semai :
a) Tuangkan Basamid G sebanyak 150 g kedalam 1 m3 tanah
media semai lalu aduk sampai rata.
b) Campur adukan tanah dan Basamid G dengan pupuk kandang
TSP/NPK hingga merata di lantai bersih, lalu siram dengan air agar gas yang
dikeluarkan bekerja. Setelah itu aduk-aduk sekali lagi.
c) Injak-injak media semai hingga agak padat lalu siram lagi
dengan air hingga kondisi lapang (tidak terlalu becek atau terlalu kering).
d) Tutup campuran media semai dengan plastik agar gas yang
dikeluarkan Basamid G bekerja melimuti tanah media semai lalu biarkan selama
7-10 hari.
e) Buka tutup plastik setelah 7-10 hari lalu aduk-aduk lagi
media semai agar gas segera hilang. Aduk kembali sambil sesekali disiram dengan
air. Angin-anginkan media semai sambil diaduk selama 7-14 hari.
3) Penyemaian
benih
a) Buat rumah pembibitan (panjang 12 m, lebar 100-120 cm dan
tinggi 75 cm) berupa sungkup dari plastik bening transparan atau kain strimin
atau gabungan keduanya.
b) Buat lubang-lubang kecil dibagian bawah dan samping polibag
sebesar pensil agar kelebihan air terbuang, lalu masukan media semai.
c) Buat lubang tanam benih pada polibag sebesar pensil sedalam
1,5 cm.
d) Siapkan campuran abu sekam (jerami) dan tanah halus dengan
perbandingan 2 : 1 sebagai penutup lubang tanam. Buka kantung kemasan dengan
cara menggunting salah satu ujungnya, lalu masukan 1 sendok teh fungisida
Derasol 60 WP dan 1 sendok teh bakterisida Agrinysin. Bungkusan kemasan
kemudian dikocok-kocok.
e) Masukan satu benih disetiap lubang tanam lalu tutup dengan
campuran penutup lubang tadi.
f) Siram semaian dengan air secukupnya.
g) Tutup permukaan persemaian dengan kain karung goni agar
kelembabannya terjaga. Bila benih telah berkecambah, karung goni terbuka.
4) Pemeliharaan
bibit :
a) Buka sungkup plastik pada pagi hari hingga pukul 10.00 agar
bibit mendapat sinar matahari pagi. Namun, sungkup harus ditutup bila hujan
turun, agar bibit tidak rusak terkena terpaan air hujan, termasuk malam hari
untuk mencegah masuknya ulat tanah dan anjing tanah.
b) Kontrol kelembaban media tumbuh setiap hari meskipun musim
hujan. Bila kekurangan air, bibit disiram dengan air bersih.
c) Cabuti gulma berdaun lebar yang tumbuh dimedia semai dengan
hati-hati agar akar bibit tidak ikut terangkat.
d) Semprot bibit dengan pupuk daun majemuk yang dilengkapi
unsur-unsur mikro 1 kali (Complesal Special Tonic atau Kemira Green) dengan
dosis 1 g/l atau 1 ml/l air pada umur
15-18 hari setelah semai.
e) Semprotkan Decis (0,3-0,5 ml/lt) untuk mengendalikan hama
dan Previcur N (1 ml/lt) untuk mengendalikan penyakit saat 1-3 hari menjelang
bibit ditanam di kebun.
b. Penyiapan Lahan :
1) Bersihkan gulma dari lahan lalu bajak hingga tanah gembur.
Kedalaman bajakan dilahan bekas padi sawah 8-12 cm, lahan bekas tanaman
palawija 15-20 cm, lahan bekas atau disela-sela tanaman tahunan sedalam 20-25.
2) Genangi lahan bajakan lalu keringkan dan digaru untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah hingga halus.
3) Keringanginkan tanah selama 5-7 hari supaya struktur tanah
menjadi remah.
4) Taburkan kapur pertanian sebanyak 2-4 ton/ha atau sekitar
200-400 g per m2 bila tanah asam. Pengapuran juga menambah unsur
hara kalsium maupum magnesium yang sangat diperlukan tanaman.
5) Buat bedengan dengan ukuran berikut : panjang 10-12 m, lebar
110-120 cm, tinggi 30-40 cm (musim kemarau) dan 50-70 cm (musim hujan), lebar
parasit 50-55 cm (musim kemarau) dan 60-70 cm (musim hujan). Taburkan pupuk
kandang pada saat bedengan selesai 70 %. Pemberian pupuk kandang dilakukan per bedengan, dosisnya 1-1,5 kg/tanaman
atau 18-27 ton per ha. Pupuk kandang selanjutnya dicangkul kecil-kecil agar tercampur
dengan tanah di bedengan.
6) Tebarkan pupuk kimia secara merata setelah 2 minggu pupuk
kandang di berikan yakni ZA 20 g, urea 10 g, TSP 35 g, KCL 20 g, Borate 1 g dan
Furadan 2 g per tanaman. Pada waktu dipupuk bedengan harus basah. Bedengan
kemudian dicangkul kecil-kecil agar pupuk bercampur dengan tanah
7) Ratakan permukaan bedengan dengan bilah bambu besar, lalu
siram dengan air secukupnya.
8) Kemudian bentangkan mulsa plastik hitam perak (PHP) pada
saat cuaca panas supaya mudah mengembang bila ditarik kencang.
c. Penanaman :
1) Buat lubang tanam menurut sistem penanaman zig-zag (segitiga)
dengan cara melubangi mulsa (menggunakan silet atau plat baja panas berdiameter
10 cm dan tingginya sekitar 15 cm). Jarak tanaman dalam 1 baris 60 cm dan jarak
antar baris 70 cm.
2) Genangi bedengan setinggi kira-kira 30-40 cm dari dasar parit
sebelum penanaman bibit.
3) Pilih bibit yang pertumbuhannya kekar dan subur 1 minggu
sebelum ditanam.
4) Lakukan pindah tanam pada saat bibit berumur 18-21 hari setelah
semai (didataran rendah) atau 21-30 hari didataran tinggi, bibit telah memiliki
3-4 daun helai sejati.
5) Celupkan bibit dalam air yang mengandung Derasol 2 g/ltd an
Agrimicin /Agrept 1,2 g/lt untuk menangkal penyakit rebah kecambah, layu
fusarium dan layu bakteri.
6) Lakukan penanaman pada pagi hari atau saat udara sejuk.
7) Permukaan media semai agak dipadatkan kemudian polibag dibuka
secara perlahan agar media semai tidak pecah. Bila pecah tanaman akan dipaksa beradaptasi dengan
tanah di lahan pertanaman sehingga tanaman bisa stress dan mati.
8) Masukan bibit dan medianya kedalam lubang tanam lalu ratakan
permukaan tanah disekitar bibit. Jaga jangan sampai ada rongga antar tanah
media semai dengan tanah pada lubang media tanah.
9) Tutuplah lubang tanam dengan tanah hingga rata dengan permukaan
mulsa PHP (sebagaian mulsa PHP ikut tertutup tanah) agar udara panas tidak
masuk kedalam perakaran tanaman muda.
10) Tegakkan posisi bibit dilubang tanam dan hindarkan batang dan
daun menempel di muka PHP karena dapat terbakar.
11) Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar suhunya tidak
terlalu panas.
12) Lakukan penyulaman pada minggu pertama dan minggu kedua setelah
penanaman yakni pada pagi atau sore hari.
d. Perempelan
Tujuannya untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu
produksi. Bagian tanaman yang
dirempel sebagai berikut :
1) Buang tunas yang keluar diketiak daun pada saat tanaman
berumur 8-12 HST didataran rendah dan sedang atau 15-20 HST di dataran tinggi.
Perempelan biasanya dilakukan 2-3 kali hingga terbentuk percabangan utama yang
ditandai dengan munculnya bunga pertama sekitar umur 17-21 HST didataran rendah
dan sedang atau 25-30 HST di dataran tinggi.
2) Buang bunga pertama untuk tanaman di dataran rendah dan
sedang. Khusus di dataran tinggi, perempelan bunga dilakukan sampai pada bunga
kedua dan ketiga tergantung kondisi tanaman. Bila tanaman tumbuh subur,
perempelan bunga dilakukan sampai bunga kedua. Bila tanaman kurus maka
perempelan bunga sampai bunga ketiga.
3) Bunga daun-daun dibawah cabang utama pada saat tanaman
minimal berumur 75 HST di dataran rendah dan sedang atau 90 HST di dataran
tinggi.
e. Pengairan :
1) Siram tanaman 2 hari sekali saat berumur < 40 HST bila
tidak hujan. Penyiraman sangat penting karena akar tanaman belum mampu
menjangkau sampai ke lapisan tanah bedengan terbawah. Cara pengairan dapat
dilakukan dengan cara mengukucurkan air bertekanan rendah melalui selang bila
penanaman tidak di sawah. Sedang penanaman di sawah, pengairan tanaman dapat
dilakukan melalui penggenangan parit sekitar ¾ tinggi bedengan.
2) Lakukan penggenangan atau penyiraman tanaman seminggu sekali
pada saat pembesaran buah, sekitar umur 20-60 HST. Untuk membasahi seluruh
permukaan bedengan, cukup dengan penyiraman pada saat penggenangan.
3) Buang air berlebihan pada musim hujan. Adanya genangan air
menyebabkan akar tanaman cedera sehingga mudah terinfeksi F. oxysporum dan bakteri P. Solanaceaum.
f. Pengajiran
Ajir harus dipasang saat tanaman berumur 1 bulan.
Tujuannya untuk menghindarkan rusaknya akar tanaman. Bahan dan cara pengajiran
sebagai berikut :
1) Pasang ajir dari bambu setinggi 1,25-1,50 meter, lebar 4 cm
dan tebal 2,5 cm. Ajir ini ditancapkan diantara tanaman dalam satu baris (tidak
disekitar lubang tanam).
2) Hubungkan antara ajir dengan gelagar dari bambu sepanjang 6
meter (tergantung keperluan) lebar 3 cm dan tebal 2 cm, atau dengan tali rafia.
Jarak gelagar dengan permukaan bedengan antra 30-35 cm, tepat diantara batang
utama dengan percabangan utama.
3) Ikat batang tanaman pada ajir atau dengan gelagar dengan
tali rafia atau kain dengan sistem angka delapan. Antara ajir dengan gelagar
diikat dengan tali rafia atau kawat tipis.
4) Pasang gelagar tambahan bila tanaman subur pada umur 45-50
HST yakni sepanjang 1,5 meter pada kedua ajir di ujung bedengan (searah lebar
bedengan). Sekitar 10 cm dari potongan gelagar tadi dihubungkan dengan gelagar
tipis memanjang searah bedengan.
g. Pemupukan
1) Pupuk daun :
a) Semprotkan Complesal
Special Tonic atau Kemira Green dengan konsentrasi 1,5-2 gr/lt air pada saat
tanaman berumur 30 HST (menjelang pembentukan buah). Interval pemberian pupuk
daun cukup 10-14 hari sekali.
b) Semprotkan pupuk
Multimikro pada saat tanaman menjelang berbunga (25 HST) dan diulangi setiap 14
hari sekali dengan konsentrasi 1,5 ml/lt air. Pemberian pupuk daun mikro ini
cukup 3-4 kali per musim. Tujuannya
untuk memelihara kesehatan tanaman dan peningkatan mutu maupun jumlah produksi.
c) Semprotkan kembali pupuk daun (Complesal Special Tonic atau
Kemira Green) pada umur 35 HST (pembentukan bunga dan buah), konsentrasi 1,5
sampai 2 gr/lt air dan interval pembelian 10-14 hari.
2) Pupuk
akar :
a) Lakukan pemupukan susulan pertama dan kedua pada saat
tanaman berumur 50-65 HST dan 90-115 HST. Pupuk yang digunakan dapat berupa
campuran ZA, Urea, TPS, dan KCL dengan perbandingan 1:1:1:1. Dosis pupuk
sebanyak 10 gr/tanaman atau 180 gr/ha yang dibuat dari campuran ZA, Urea, TSP,
dan KCL masing-masing 45 kg.
b) Beri pupuk pertama dengan ditugal diantara 2 baris tanaman.
Pemupukan susulan kedua diberikan diantara dua tanaman dalam 1 baris dan tidak
tepat ditengah garis antara dua tanaman, tetapi agak mundur 10 cm agak
kebelakang. Tujuannya agar pupuk tidak mudah turun ke selokan.
3) Pupuk
kocoran :
a) Kocorkan pupuk KNO3, untuk pertumbuhan vegetatif
dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Bila
bertujuan untuk pembentukan bunga dan buah, gunakan pupuk NPK.
b) Pupuk kocoran cukup diberikan 2-3 kali selama musim tanam
bila pupuk utuh juga di berikan.
c) Pemberian paling tepat pada saat tanaman berumur 40 HST, 80
HST dan 120 HST. Konsentrasi pupuk adalah 3 kg/200 lt air (40 HST), 4 kg/200 lt
air (80 HST) dan 5 kg/200 lt air (120 HST).
h. Pengendalian :
1) Rendam benih pada air panas ( 55 oC ) selama 30
menit atau dalam air hangat yang mengandung Derasol 60 WP 2 gr/lt.
2) Panen buah yang terserang setiap hari kemudian di bakar.
3) Semprotkan Derosal 60 WP (2 gr/lt) dicampur dengan Dithane
M45 dengan perbandingan 1 : 5 (kosentrasi campuran).
Busuk phytophthora
Gejala : Pada pangkal batang tampak busuk batang
coklat kehitaman, tanaman layu kemudian mati tanpa daun menguning terlebih
dahulu
Penyebab : Phytophthora
capsici Leonian
Pengendalian :
1) Potong bagian tanaman yang terserang lalu olesi dengan
fungisida kontak misalnya Trineb ( 15 gr/lt ) atau semprotkan Previcur N ( 5-10
ml/lt )
2)
Petik
daun dan potong batng atau cabangyang terserang penyakit kemudian musnahkan
agar tidak menular ketanaman yang sehat
i. Panen
Panen perdana cabai merah hot beauty di dataran rendah atau menengah rata-rata pada umur
75-86 HST, sedang didataran tinggi 85-95 HST. Kriteria panen tergantung
pada tujuan pemasaran. Untuk pasar lokal cabai di panen pada saat bobot buah
maksimal, bentuknya padat dan warnanya merah menyala (90 % masak). Sedang untuk
pasar ekspor atau antar pulau dipetik saat buahnya telah banyak berwarna merah
dengan belang-belang hitam (80-90 % masak).
Waktu dan cara panen sebagai berikut :
1) Lakukan pemanenan pada pagi hari karena bobot buah dalam
keadaan optimal sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya dan
belum banyak mengalami penguapan.
2) Petik buah beserta tangkainya agar daya simpannya lebih lama
dan penyusutan bobot hasil panen berkurang.
3) Tempatkan cabai yang sehat dan yang terserang penyakit di wadah
terpisah, sedang wadah penampungan dan pengangkutan dari kebun ke tempat
pengepakan sebaiknya berbahan kaku seperti keranjang plastik.
4) Secara bersamaan panen buah yang rusak atau sakit supaya tidak
menular ke cabai yang lainnya.
j. Sortasi dan pengkelasan buah
Tahapan proses ini sebaiknya berpedoman pada
syarat mutu yang direncanakan. Caranya sebagai berikut :
1) Hamparkan hasil panen di suatu hamparan yang bersih.
2) Pilah antara cabai yang utuh dan sehat, cabai utuh tetapi
abnormal, cabai yang rusak sewaktu panen dan pengangkutan dan cabai yang
terserang hama penyakit.
3) Golongkan buah cabai berdasarkan mutu dan panjang ukuran
buah.
k. Pengemasan
1) Pasar domestik :
Pengemasan untuk pasar domestik cukup dengan
menggunakan karung-karung plastik yang berlubang-lubang atau kotak karton
berventilasi. Daya muat
kemasan 25-30 kg. Kemasan karton ini digunakan untuk pengiriman antar pulau. Sedang kemasan untuk pasar swalayan,
produk dikemas dengan plastik transparan berlubang dengan berat 0,5 sampai 1
kg. Untuk pasokan ke rumah makan, cabai juga dikemas dengan plastik berlubang
seberat 5 kg per kemasan. Tujuan pelubangan kemasan adalah untuk mencegah
terjadinya pengembunan didalam plastik yang dapat mengakibatkan pembusukan
cabai.
2) Pasar Ekspor :
Cabai dikemas dengan karton gelombang teleskopik.
Ukuran bagian dalam kemasan : 290 cm x 200 cm x 105 cm. Daya muat 15-20 kg
cabai segar. Lubang ventilasi di bagian sisi pendek, sisi panjang dan bagian
atas sisi pendek masing-masing sebanyak 2 buah. Cabai-cabai disusun rapi
menurut ukuran panjang buahnya. Penyusunan yang acak-acakan menyebabkan
kerusakan mekanik sehingga menurunkan mutu cabai.
l. Penyimpanan
Cabai yang telah dikemas dan tidak langsung
dipasarkan sebaiknya disimpan di ruangan yang berudara sejuk dan kering. Cabai
untuk pasar swalayan dan restoran sebaiknya disimpan di lemari pendingin,
sedangkan cabai untuk ekspor paling lambat 2 x 24 jam harus segera dikirimkan
dan pada hari berikutnya telah sampai di negara tujuan. Kemasan cabai ini
disimpan dalam ruang pendingin bersuhu 7,8-8,9 oC. Kesegaran cabai
dapat dipertahankan hingga 40 hari dengan tingkat kerusakan 4 % bila disimpan
pada suhu 0 oC, RH 95-96 %. (Ahmad Hidayat, PMHP Ahli Madya Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar